SYAQILAINI

DIA Dia , Dirinya begitu bererti untukku , Tanpa dia aku bukanlah aku , Sungguh aku berjasa kepadanya , Ya , aku sayangi dia , Aku senang mendengar tawanya , Aku suka melihat dia tersenyum bahagia , Tapi aku takut akan amarahnya , Namun , aku lebih membenci ketikanya berduka , Ya , akulah saksi tentangnya , Ya , menyayanginya , Ya , aku memerlukannya Dia pandai menyelami jiwaku , Dia tahu tentang perasaanku , Bahkan dia arif tentang sikapku , Yang kadangkala aku sendiri tidak tahu , Hebatnya dia , Sungguh dia insan teristimewa buatku , Dialah sahabatku , Penemanku di syurga kelak .  

Kudengar sesuatu, Lalu kudongak ke langit, Ohhh kicauan burung, Terbang 3 sekawan di langit yang luasnya, Cantik dan indah tidak terata, Kubersyukur kepapa penciptanya, Tanpa kusedar bibirku mengukir senyuman, Ikhlas dari hati ini, Sungguh aku jatuh cinta kepada penciptanya, Bahkan bertambah hari demi hari, Aku bersyukur lagi, Kerana Dia memberikan perasaan ini, Aku gembira tidak terkata, Kerana aku disayangi dan menyayangi-Nya.

Aku marah tiada siapa yang mengerti, Aku sakit tiada siapa yang mengetahui, Bahkan aku sedih tiada siapa yang memahami, Akhirnya aku tewas dengan tangisan, Tapi sadis bila tiada siapa yang menemani tangisanku, Tiada siapa yang datang memberi pelukan hangat untukku, Tiada siapa yang hadir memberi kata-kata pujukan untukku,  Lalu aku terduduk  memeluk lututku sendiri, Aku tersenyum sendiri melihat diriku yang penuh dengan air mata, Apa mungkin mereka bisa datang jika aku sendiri menutup tangisanku? Ya, aku sendiri yang ego memperlihatkan perasaan sebenarku, Akhirnya aku hanya sendiri ditemani air mata dan penyesalanku.

Rasanya, Tika kita rasa ia mencukupi, Tapi sayang ia masih tidak melengkapi, Tika kita rasa ia ada, Tapi sayang ia masih samar dalam ketiadaannya, Rasa boleh diduga tapi sulit untuk dimengerti, Alangkah indahnya jika rasa itu terzahir dari hati yang suci.